Kobe Bryant
Kobe Bean Bryant (lahir 23 Agustus,1978) adalah mantan pemain basket Amerika. Ia bermain seluruh 20 tahun kariernya bersama Los Angeles Lakers dari National Basket Association (NBA). Ia masuk ke NBA langsung dari SMA dan memenangi 5 juara NBA bersama Lakers. Bryant mengikuti 18 kali All-Star, 15 kali anggota All-NBA Team, dan 12 kali anggota All-Defensive Team. Ia memimpin liga dalam mencetak angka 2 kali, dan berada di peringkat 3 di bagian pencetak angka terbanyak sepanjang masa di musim reguler dan juga pasca-musim. Ia juga memegang rekor NBA untuk bermain di satu tim terbanyak sepanjang karier.Putra dari mantan pemain NBA Joe Bryant, Kobe Bryant menikmati masa sukses SMA di Lower Merion High School di Pennsylvania, di mana ia diakui sebagai pemain basket top SMA di seluruh negara. Ia menyatakan untuk masuk NBA Draft setelah lulus, dan dipilih ke-13 secara keseluruhan pada NBA Draft tahun 1996 oleh Charlotte Hornets, lalu ditukar ke Los Angeles Lakers. Sebagai rookie, Bryant mendapat reputasinya sebagai high-flyer dan pemain favorit fan dengan me
menangkan Slam Dunk Contest tahun 1997, dan ia dinamai All-Star di tahun keduanya. Meskipun ada perseteruan di antara mereka, Bryant dan Shaquille O'Neal memimpin Lakers untuk mencapai 3 kejuaraan beruntun dari tahun 2000 hingga 2002.
Pada tahun 2003, Bryant dituduh melakukan kekerasan seksual setelah melakukan seks di Colorado, namun gugatannya dicabut, dan gugatannya diselesaikan diluar pengadilan. Setelah kekalahan di NBA Finals 2004, O'Neal ditukar ke Miami Heat. Bryant menjadi inti Lakers, dan memimpin pencetak angka NBA pada musim 2005/06 dan 2006/07. Pada tahun 2006, ia mencetak angka terbanyak sepanjang kariernya, 81 poin, ketika berhadapan dengan Toronto Raptors, kedua tertinggi di NBA setelah Wilt Chamberlain dengan 100 poin pada tahun 1962. Ia mendapat penghargaan Most Valuable Player (MVP) musim reguler tahun 2008. Setelah kalah di NBA Finals 2008, Bryant memimpin Lakers merebut 2 kejuaraan beruntun tahun 2009 dan 2010, dan meraih MVP NBA Finals di kedua pertandingan. Ia tetap menjadi salah satu pemain terbaik pada tahun 2013, ketika Bryant yang sudah berumur 34 tahun terkena cedera torn Achilles tendon. Meskipun ia kembali, permainannya terbatas pada 2 tahun berikutnya karena cedera pada lutut dan bahunya berturut-turut mengakhiri musimnya. Berhubungan dengan menurunnya kondisi fisiknya, ia akhirnya memutuskan untuk pensiun setelah musim 2015/16.
Pada umur 34 tahun 104 hari, Bryant menjadi pemain termuda dalam sejarah NBA yang mencapai angka 30.000. Ia juga pencetak angka terbanyak dalam sejarah franchise Lakers. Sejak tahun keduanya di liga, Bryant selalu terpilih mengikuti All-Star Game hingga masa pensiunnya, mencapai rekor 18 kali berturut-turut. Ia juga memenangi MVP All-Star Game sebanyak 4 kali, membuatnya menjadi salah satu peraih MVP All-Star terbanyak dalam sejarah NBA. Olimpiade Musim Panas tahun 2008 dan 2012, ia memenangi medali emas sebagai anggota Tim Nasional A.S. Sporting News dan TNT menamai Bryant sebagai pemain terbaik NBA tahun 2000an
Kehidupan awal dan Edukasi
Bryant lahir di Philadelphia, Pennsylvania, sebagai yang termuda dari 3 bersaudara dan satu-satunya anak laki-laki dari Joe Bryant dan Pamela Cox Bryant. Ia juga sepupu dari pemain basket, John "Chubby" Cox. Orang tuanya memberi namanya dari daging terkenal dari Kobe, Jepang, dimana mereka melihatnya dari menu restoran. Nama tengahnya, Bean, berasal dari julukan sang ayah, "Jellybean". Bryant tumbuh sebagai seorang Katolik Roma. Ketika Bryant berusia 6 tahun, ayahnya meninggalkan NBA dan pindah bersama keluarganya ke Rieti di Italia untuk tetap bermain basket profesional. Bryant lalu terbiasa dengan kehidupannya yang baru dan belajar berbahasa Italia. Ketika musim panas tiba, ia lalu kembali ke Amerika untuk bermain liga basket musim panas.Bryant mulai bermain basket ketika berumur 3 tahun, dan tim favoritnya ketika tumbuh adalah Lakers. Kakek Bryant lalu mengiriminya video dari game NBA, yang mana ia pelajari. Ketika muda, ia juga belajar bermain sepak bola dan tim favoritnya adalah A.C. Milan. Ketika Joe Bryant pensiun bermain basket pada tahun 1991, keluarga Bryant pindah kembali ke Amerika.
Masa SMA
Di kamp Adidas ABCD, Bryant meraih penghargaan MVP senior tahun 1995, sambil bermain dengan rekan NBA pada masa depannya, Lamar Odom. Sementara di SMA, nantinya-pelatih 76ers, John Lucas, mengundang Bryant untuk latihan bersama tim, dimana ia bermain satu-lawan-satu dengan Jerry Stackhouse. Di masa seniornya di SMA, Bryant memimpin Aces meraih kejuaraan negara bagian pertama mereka dalam 53 tahun. Ketika itu, ia mencapai rata-rata 30.8 poin, 12 rebound, 6.5 assist, 4.0 steal, dan 3.8 tembakan yang diblok. Bryant mengakhiri masa SMA-nya sebagai pencetak angka terbanyak di Pennsylvania bagian Barat Daya dengan 2.883 poin, melewati Wilt Chamberlain dan Lionel Simmons.
Bryant menerima sejumlah penghargaan atas performanya pada tahun seniornya termasuk dinamai sebagai Pemain SMA Naismith Terbaik, Pemain Basket Pria Terbaik versi Gatorade, McDonald's All-American, dan tim pertama All-USA versi USA Today. Pelatih universitas Bryant, Greg Downer, berkomentar bahwa ia "seorang pemain komplet yang dominan" dan memuji etos kerjanya, bahkan sebagai pemain terbaik di tim. Tahun 1996, Bryant mengajak penyanyi R&B, Brandy, ke malam perpisahan seniornya, meskipun keduanya, hingga sekarang, hanya menjadi teman. Akhirnya, Bryant yang berumur 17 tahun mengambil keputusan untuk langsung bermain di NBA, menjadi pemain ke-6 yang melakukannya. Berita ini mendapat banyak perhatian karena ketika itu, jarang ada pemain dari SMA langsung bermain di NBA (Garnett adalah pengecualian dalam 20 tahun). Keterampilannya dalam bermain basket dan nilai SAT-nya yang bernilai 1080 dapat menjamin ke kuliah mana saja yang ia tuju, tetapi ia tidak secara resmi mengunjungi kampus manapun.
Tahun 2012, Bryant diberi penghargaan sebagai salah satu dari 35 McDonald's All-American terbaik.
Karier Profesional
Draft NBA 1996
Guard pertama yang langsung dari SMA, Bryant dipilih ke-13 oleh Charlotte Hornets tahun 1996. Berdasarkan Arn Tellem, agen Bryant saat itu, kemungkinan Bryant untuk bermain di Charlotte Hornets sebagai "kemustahilan". Meskipun begitu, Bill Branch, kepala perekrut Hornets saat itu, mengatakan bahwa Hornets setuju untuk menukarkan draft mereka ke Lakers sebelum memilih Bryant. Kedua tim setuju dengan penukaran ini sehari sebelum draft dan Lakers memberi tahu Hornets siapa yang dipilih 5 menit sebelum pemilihan terjadi. Branch mengatakan meskipun dengan persetujuan penukaran, Hornets tidak pernah berpikir untuk memilih Bryant. Setelah draft, Bryant berlatih di Los Angeles, dimana ia berlatih melawan mantan pemain Lakers Larry Drew dan Michael Cooper dan, berdasarkan kemudian-pelatih Lakers, Jerry West, "berbaris melewati orang-orang ini". Tanggal 1 Juli, 1996, West menukar center utamanya, Vlade Divac, ke Hornets dengan hak draft Bryant. Sejak ia berumur 17 tahun pada saat draft, orang tuanya harus ikut menandatangani kontraknya bersama Lakers hingga akhirnya ia menandatanganinya sendiri pada usia 18 tahun, sebelum musim dimulai.Menyesuaikan diri dengan NBA (1996-1999)
Bryant memulai debutnya di Summer Pro League di Long Beach, California, mencetak 25 poin di depan ruang pengunjung-berdiri-saja. Defender kesusahan untuk menjaganya, dan performanya mengesankan West dan pelatih Lakers Del Harris. Ia mencetak 36 poin di final, dan selesai dengan rata-rata 24.5 poin, dan 5.3 rebound dalam 4 pertandingan. Sebagai rookie di tahun 1996/97, Bryant kebanyakan memulai dari bangku cadangan di belakang guard Eddie Jones dan Nick Van Exel. Saat itu ia menjadi pemain termuda yang bermain di game NBA (18 tahun dan 72 hari, yang lalu dipatahkan oleh Jermaine O'Neal dan mantan rekannya Andrew Bynum), dan juga menjadi pemain termuda NBA yang masuk menjadi starter (18 tahun, 158 hari). Awalnya, Bryant bermain dengan menit yang terbatas, namun seiring berjalannya musim, ia melihat mulai banyaknya waktu bermain. Pada akhir musim, ia mencapai rata-rata 15.5 menit per game. Ketika All-Star Weekend, Bryant mengikuti Rookie Challenge dan memenangkan 1997 Slam Dunk Contest, menjadi juara Dunk termuda pada umur 18 tahun. Performa Bryant sepanjang tahun memberinya tempat di NBA All-Rookie 2nd Team dengan rekan bangku cadangannya Travis Knight. Lakers melaju ke Semifinal Western Conference di Playoff melawan Utah Jazz, ketika Bryant ditekan menjadi peran utama pada akhir Game 5. Byron Scott melewatkan gamenya karena pergelangan tangannya terkilir, Robert Horry dikeluarkan karena berkelahi dengan Jeff Hornacek dari Utah, dan Shaquille O'Neal keluar dengan 1:46 tersisa di quarter ke-4. Bryant menembak 4 bola meleset pada akhir pertandingan; Jazz menang 98-93 di overtime untuk mengalahkan Lakers 4-1. Ia pertama kali gagal dalam menembak 2 poin penentu kemenangan di quarter ke-4, dan gagal mencetak 3 percobaan 3 angka di overtime, termasuk 2 percobaan di menit terakhir. O'Neal berkomentar bahwa "[Bryant] adalah satu-satunya orang yang berani mengambil tembakan seperti itu."Musim kedua Bryant, ia menerima lebih banyak menit bermain dan mulai menunjukkan kemampuannya sebagai guard muda yang bertalenta. Hasilnya, rata-rata poin Bryant meningkat 2 kali lipat dari 7.6 ke 15.4 poin per game. Bryant mulai melihat peningkatan menit bermain ketika Lakers "bermain kecil", di mana Bryant bermain di small forward bersama dengan guard yang biasa ia jaga. Bryant merupakan runner-up untuk NBA's Sixth Man of the Year, dan melalui voting dari fan, ia juga menjadi starter NBA All-Star termuda dalam sejarah NBA. Ia ikut bersama rekan timnya O'Neal, Van Exel, dan Jones, menjadikannya pertama kali sejak 1983, bahwa 4 pemain di tim yang sama terpilih bermain di All-Star Game. 15.4 poin milik Bryant merupakan yang tertinggi dari non-starter manapun musim itu.
Pada musim 1998/99 menandai kehadiran Bryant sebagai salah satu guard terpenting di liga. Bersamaan dengan guard Van Exel dan Jones ditukar, Bryant memulai setiap game dalam musim pengurangan-karena-larangan-bekerja sebanyak 50 game. Musim itu juga, Bryant menandatangani 6 tahun perpanjangan kontrak seharga $70 juta. Ini membuatnya tetap bersama Lakers hingga akhir musim 2003/04. Bahkan dalam tahap awal kariernya, jurnalis olahraga bahkan membandingkan kemampuannya dengan yang lain setara Michael Jordan dan Magic Johnson. Meskipun begitu, hasil playoff mereka tidak memuaskan, saat Lakers disapu bersih 4-0 oleh San Antonio Spurs di Semifinal Western Conference.
Three-Peat (1999-2002)
Bryant memulai musim 1999/2000 dicadangkan selama 6 minggu dikarenakan cedera di tangan yang ia alami ketika game pra-musim melawan Washington Wizards. Dengan Bryant kembali dan bermain lebih dari 38 menit per game, ia melihat peningkatan seluruh kategori statistik pada musim 1999/2000. Ini termasuk memimpin tim dalam assist per game dan steal per game. Pasangan O'Neal dan Bryant disokong oleh cadangan yang kuat yang membawa Lakers memenangi 67 game, yang ke-5 terbanyak di sejarah NBA. Ini diikuti dengan O'Neal memenangkan MVP dan Bryant dinamai All-NBA Second Team dan All-NBA Defensive Team untuk pertama kali dalam kariernya (pemain termuda yang menerima All-NBA Defensive Team). Selagi bermain satu-dua dengan O'Neal di playoffs, Bryant mempunyai beberapa performa yang penting termasuk 25 poin, 11 rebound, 7 assist, 4 block dalam 1 game di game 7 Western Conference Finals melawan Portland Trail Blazers. Ia juga melempar alley-oop pass ke O'Neal untuk menyegel game dan serinya. Di NBA Finals 2000 melawan Indiana Pacers, Bryant mencederai pergelangan kakinya pada quarter ke-2 game 2 setelah mendarat di kaki Jalen Rose dari Pacers. Rose lalu mengaku ia meletakkan kakinya dibawah Bryant secara sengaja. Bryant tidak kembali ke game, dan ia juga melewati game 3 karena cederanya. Di game 4, Bryant mencetak 22 poin di babak kedua, dan memimpin timnya ke kemenangan overtime setelah O'Neal dikeluarkan dari game. Bryant mencetak tembakan kemenangan untuk membuat Lakers unggul 120-118. Dengan kemenangan di game 6, 116-111, Lakers memenangi kejuaraan pertamanya sejak 1988.
Secara statistik, pada musim 2000/01, Bryant memberi performa yang sama seperti tahun sebelumnya, tetapi ia mencetak rata-rata 6 poin lebih banyak per game (28.5). Ini juga tahun dimana pertentangan antara Bryant dan O'Neal mulai terjadi. Sekali lagi ia memimpin assist di tim dengan 5 per game. Meskipun begitu, Lakers hanya memenangkan 56 game, 11 lebih sedikit dari tahun lalu. Lakers lalu merespon dengan rekor 15-1 di playoffs. Mereka dengan mudah menyapu bersih Portland Trail Blazers, Sacramento Kings, dan San Antonio Spurs, sebelum menelan kekalahan pertama melawan Philadelphia 76ers di OT. Mereka lalu memenangi 4 game selanjutnya dan membawa kejuaraan ke-2 ke Los Angeles. Selama playoffs, Bryant bermain sangat banyak yang membawa statistiknya naik ke 29.4 poin, 7.3 rebound, dan 6.1 assist per game. Di playoffs, rekannya O'Neal menyatakan Bryant sebagai pemain terbaik di NBA. Bryant lalu masuk ke All-NBA Second Team dan All-NBA Defensive Team untuk 2 tahun berturut-turut. Sebagai tambahan, ia juga divoting untuk masuk ke NBA All-Star game yang ke-3 kali secara beruntun (tidak ada game tahun 1999).
Pada tahun 2001/02, Bryant bermain 80 game untuk pertama kali dalam kariernya. Ia melanjutkan permainan all-round-nya dengan meraih rata-rata 25.2 poin, dan 5.5 rebound, dan 5.5 assist per game. Ia juga mencetak persentasi keberhasilan 46.9% dalam mencetak angka, tertinggi sepanjang kariernya, dan sekali lagi memimpin timnya dalam assist. Ia meraih trofi NBA All-Star MVP pertamanya setelah performa 31 poinnya di Philadelphia, ketika ia dicemooh fans sepanjang permainan, berasal dari komentar sebelumnya kepada fans 76ers pada saat Finals bahwa Lakers "akan memotong hatimu keluar". Setelah ia masuk ke All-NBA Defensive Team sekali lagi, ia juga dipromosikan ke All-NBA First Team untuk pertama kalinya sepanjang kariernya. Lakers memenangkan 58 game tahun itu dan finis di tempat kedua di Divisi Pasifik di belakang rival negara bagian, Sacramento Kings. Bryant dihukum 1 game setelah ia memukul Reggie Miller dari Indiana Pacers setelah Lakers menang melawan Pacers pada 1 Maret 2002.
Jalan ke Finals terbukti menjadi lebih berat dari rekor yang dibuat Lakers pada tahun sebelumnya. Meskipun mereka berhasil menyapu bersih Blazers dan mengalahkan Spurs 4-1, Lakers tidak mempunyai keuntungan tuan rumah melawan Sacramento Kings. Seri ini berlanjut hingga game 7, pertama terjadi sejak Lakers pada Western Conference Finals tahun 2000. Meski begitu, Lakers dapat mengalahkan rival divisi mereka dan memenangkan NBA Finals yang ketiga kalinya. Pada Finals 2002, Bryant meraih rata-rata 26.8 poin, 51.4% keberhasilan mencetak angka, 5.8 rebound, 5.3 asssist per game, termasuk mencetak semua poin tim pada satu quarter. Pada umur 23, Bryant menjadi pemain termuda yang memenangkan 3 kejuaraan. Permainan Bryant diakui dan dipuji untuk performanya di quarter ke 4, terutama di 2 ronde playoffs terakhir. Ini mengukuhkan reputasi Bryant sebagai "pemain penting".
Hampir Juara (2002-2004)
Pada musim berikutnya, Lakers mampu mendapat All-Star NBA Karl Malone, dan Gary Payton untuk membuat dorongan lagi ke Kejuaraan NBA. Sebelum musim dimulai, Bryant ditangkap karena kekerasan seksual. Ini menyebabkan Bryant melewati beberapa game karena kehadiran di pengadilan atau menghadiri pengadilan dahulu dan berangkat untuk bermain nanti pada hari yang sama. Pada game terakhir di musim reguler, Lakers melawan Portland Trail Blazers. Bryant mencetak 2 buzzer beater untuk memenangkan pertandingan dan juara Divisi Pasifik. Pada akhir quarter ke-4, Bryant mencetak 3-point dengan 1.1 detik tersisa membawa mereka ke overtime. Nantinya lanjut ke overtime kedua, dimana Bryant membuat 3-point lagi ketika waktunya habis untuk mengangkat Lakers melewati Blazers, 105-104.
Dengan starting lineup O'Neal, Malone, Payton, dan Bryant, Lakers dapat mencapai NBA Finals. Meskipun begitu, mereka dikejutkan dalam 5 game oleh Detroit Pistons, yang memenangkan kejuaraan pertamanya sejak 1990. Dalam seri itu, Bryant mencetak rata-rata 22.6 poin per game dan 4.4 assist. Ia mencetak 35.1%. Kontrak Jackson sebagai pelatih tidak diperbarui, dan digantikan Rudy Tomjanovich. O'Neal ditukar ke Miami Heat untuk Lamar Odom, Caron Butler, dan Brian Grant. Hari berikutnya, Bryant menolak tawaran dari Los Angeles Clippers dan memperpanjang kontraknya dengan Lakers selama 7 tahun.
Mencetak rekor dan kekecewaan playoff (2004-2007)
Musim 2005/06 juga menandakan persimpangan dalam karier basket Bryant. Kendati perbedaannya dengan bryant di masa lalu, Jackson kembali untuk melatih Lakers. Bryant mendukung, dan dari semua penampilan, mereka bekerja sama dengan baik untuk kedua kali, memimpin Lakers kembali ke playoff. Bryant secara individu mencetak prestasi menghasilkan musim statistik terbaik dalam kariernya. Pada 20 Desember, 2005, Bryant mencetak 62 point di 3 quarter melawan Dallas Mavericks. Memasuki quarter ke-4, Bryant mencetak lebih banyak dibanding seluruh tim Mavericks 62-61, satu-satunya pemain yang melakukannya sejak pengenalan shot clock. Ketika Lakers menghadapi Miami Heat pada 16 Januari, 2006, Bryant dan O'Neal masuk berita utama dengan bersalaman dan berpelukan sebelum game, menandakan perubahan pada perbedaan mereka. Sebulan kemudian, pada All-Star Game 2006, keduanya terlihat tertawa bersama.
Musim itu juga, dilaporkan Bryant mengubah nomor jerseynya dari 8 ke 24 ketika musim 2006/07 dimulai. nomor Bryant pertama kali ketika SMA adalah 24 sebelum berganti ke 33. Setelah musim Lakers selesai, Bryant berkata di TNT bahwa dia ingin nomor 24 ketika masih rookie, tetapi belum tersedia, dan nomor 33, dipensiunkan dengan Kareem Abdul-Jabbar. Bryant mengenakan 142 di kamp Adidas ABCD, dan memilih 8 dari pertambahan semua nomornya. Di ronde pertama playoff, Lakers bermain baik untuk memimpin 3-1 melawan Suns, termasuk dengan pemaksaan-OT dan mencetak poin menang dari Bryant di Game 4. Di game 6, mereka hampir mengalahkan Suns dalam 6 detik, namun, kalah 126-118 di overtime. Meski dengan Bryant mencetak 27.9 poin per game di seri itu, Lakers roboh, dan akhirnya kalah dari Suns dalam 7 game. Setelah mencetak 50 poin dalam 20 dari 35 kesempatan mencetak di kekalahan game 6. Bryant dikritik karena hanya mengambil 3 tembakan di paruh kedua di kekalahan 121-90 di game 7 dari Phoenix. Pada akhir musim 2006, Bryant menjalankan operasi lutut, menghalanginya untuk ikut serta dalam FIBA World Championship Tournament tahun 2006.
Pada 16 Maret, Bryant mencetak 65 poin, tertinggi di musim itu, di game melawan Portland Trail Blazers, yang mengakhir 7 kekalahan beruntun Lakers. Ini adalah performa skoring terbaik ke duanya dalam 11 tahun kariernya. Game berikutnya, Bryant mencetak 50 poin melawan Minnesota Timberwolves, setelah ia mencetak 60 poin di game melawan Memphis Grizzlies—menjadi pemain kedua Laker yang mencetak 50 poin atau lebih di 3 game beruntun, sejak Jordan melakukannya ditahun 1987. Laker lain yang melakukannya adalah Baylor pada Desember 1962. Hari berikutnya, game melawan New Orleans Hornets, Bryant mencetak 50 poin, membuatnya menjadi pemain kedua dalam sejarah NBA yang mencetak 50-poiin di 4 game beruntun di belakang Chamberlain, yang mencapainya dua kali dengan 5 game beruntun dan 7 game beruntun. Bryant finis musim itu dengan total 10 game 50-poin, disamai hanya oleh Chamberlain. Bryant juga memenangi Pemimpin Pencetak Angka pada musim itu juga. Sepanjang musim 2006-2007, jerseynya menjadi penjualan terbaik NBA di AS dan China. Para jurnalis mengaitkan peningkatan penjualan ini dengan nomor baru Bryant, serta dengan ia meneruskan performa All-Star nya di lapangan. Di 2007 NBA Playoffs, Lakers kalah di ronde pertama melawan Phoenix Suns, 4-1.
Kembali Juara (2007-2010)
Pada 27 Mei, 2007, ESPN melaporkan bahwa Bryant ingin ditukar jika Jerry West tidak kembali ke tim. Bryant lalu mengkonfirmasi keinginannya untuk kembalinya West ke tim, tetapi menolak bahwa ia ingin ditukar jika tidak terjadi. Tapi, 3 hari kemudian, di program radio Stephen A. Smith, Bryant mengungkapkan kemarahan kepada "orang dalam" Lakers yang mengklaim bahwa Bryant bertanggung jawab terhadap perginya Shaquille O'Neal dari tim, dan menyatakan kepada publik, "Aku ingin ditukar." Tiga jam setelah pernyataan itu, Bryant menyatakan di interview lain bahwa setelah berbicara dengan kepala pelatih Jackson, ia telah memikirkan keputusannya dan membatalkan keinginannya untuk ditukar. Bryant lalu terlihat di video amatir yang terkenal, mengatakan bahwa center Andrew Bynum harusnya ditukar dengan All-Star Jason Kidd.Dibantu oleh penandatanganan kontrak dari All-Star Spanyol Pau Gasol, Bryant memimpin timnya dengan rekor terbaik di Western Conference, 57-25. Lakers menyapu Nuggets di ronde pertama dan pada 6 Mei 2008, Bryant secara resmi diumumkan sebagai MVP liga. Ia berkata, "Ini adalah perjalanan yang panjang. Aku bangga sekali mewakili organisasi ini, mewakili kota ini." West, yang bertanggung jawab membawa Bryant ke Lakers, juga ada dalam konferensi pers untuk melihat Bryant menerima trofi dari komisaris NBA David Stern. Ia menyatakan, "Kobe pantas menerimanya. Ia baru saja mengalami musim yang bagus. Tidak mengejutkanku sedikit pun." Sebagai tambahan, Bryant satu-satunya pemain yang dipilih semua vote untuk masuk All-NBA Team secara langsung pada 8 Mei, 2008, ke-3 beruntun dan ke-6 sepanjang kariernya. Ia lalu memimpin NBA All-Defensive First Team bersama Kevin Garnett, menerima 52 poin secara keseluruhan termasuk 24 setuju di tempat pertama, menerima seleksi ke-delapannya.
Lakers menutup musim 2007/08 dengan rekor 57-25, finis pertama di Western Conference dan menyiapkan diri untuk ronde pertama melawan Nuggets. Di Game 1, Bryant, yang mengatakan dirinya menjadi umpan pada sebagian besar game, mencetak 18 dari 32 poinnya dalam 8 menit terakhir untuk menjaga Los Angeles aman. Mereka membuat Denver menjadi tim pertama dengan 50 kemenangan yang tersapu sejak Memphis Grizzlies kalah melawan San Antonio Spurs pada 2004. Game pertama ronde berikutnya melawan Jazz, Bryant mencetak 38 poin dengan Lakers mengalahkan Jazz di Game 1. Lakers menang di game 2, namun kalah di Game 3 & 4, meskipun Bryant mencetak 33.5 poin per game. Lakers memenangi 2 game berikutnya untuk memenangi semifinal. Ini membuat mereka melawan San Antonio Spurs di Western Conference Finals. Lakers mengalahkan Spurs dalam 5 game, mengirim mereka ke Finals melawan Boston Celtics. Ini menandakan NBA Finals ke-5 untuk Bryant dan yang pertama tanpa O'Neal. Lakers kalah melawan Celtics dalam 6 game.
Di playoff, Lakers mengalahkan Utah Jazz dalam 5 game dan Houston Rockets dalam 7 game di 2 ronde pertama. Setelah mengalahkan Denver Nuggets di Western Conference Finals dalam 6 game, Lakers mendapat kunjungan ke-2 ke NBA Finals, mengalahkan Orlando Magic dalam 5 game. Bryant memenangi NBA Finals MVP pertamanya, mencapai rata-rata 32.4 poin, 7.4 assist, 5.6 rebound, 1.4 steal, dan 1.4 block dalam seri itu. Ia menjadi pemain pertama sejak West pada NBA Finals 1969 yang mencetak rata-rata setidaknya 32.4 poin dan 7.4 assist di Finals dan yang pertama sejak Jordan mencetak rata-rata 30 poin, 5 rebound dan 5 assist untuk tim yang menang di Finals.
Pada 2 April, 2010, Bryant menandatangani kontrak selama 3 tahun senilai $87 juta. Bryant menyelesaikan musim reguler melewatkan 4 dari 5 game terakhir, karena cedera pada lutut dan jarinya. Bryant mendapat cedera yang banyak sepanjang musim, dan hasilnya, ia melewatkan 9 game. Lakers memulai playoff sebagai unggulan pertama di Western Conference melawan Oklahoma City Thunder, mengalahkan mereka dalam 6 game. Lakers menyapu Utah Jazz di ronde kedua dan melaju ke Western Conference Finals, menghadapi Phoenix Suns. Di Game 2, Bryant menyelesaikan game dengan 13 assist, rekor karier terbaru di playoff; terbanyak untuk Lakers sejak Magic Johnson tahun 1996 (13). Lakers menang dalam 6 game untuk menjuarai Western Conference dan melaju ke NBA Finals untuk 3 musim beruntun. Dalam game ulang melawan juara tahun 2008 Boston Celtics, Bryant hanya berhasil mencetak 6 dari 24 kesempatan, memimpin Lakers kembali dari defisit 13 poin di Game 7 untuk memenangi NBA Finals; mencetak 10 dari 23 poin di quarter ke-4, dan menyelesaikan game dengan 15 rebound. Bryant memenangi juara kelimanya dan meraih MVP NBA Finals kedua secara beruntun. Ini menandai pertama kali Lakers memenangi Game 7 melawan Celtics di NBA Finals. Bryant mengatakan ini yang paling memuaskan di antara 5 kejuaraannya.
Mengejar kejuaraan ke-6 (2010-2013)
Pada 13 April, 2011, NBA mendenda Bryant $100.000 untuk komentar mengandung unsur gay pada wasit Bennie Adams ketika frustasi pada game sebelumnya. The Gay & Lesbian Alliance Against Defamation memuji keputusan NBA mendenda Bryant, dan Human Rights Campaign mengatakan bahasa Bryant "aib" dan "tidak menyenangkan". Bryant menyatakan ia terbuka dengan masalah hak grup gay dan ingin mengajukan banding. Ia lalu meminta maaf. Bryant dan Lakers lainnya muncul di iklan layanan masyarakat mencela perbuatannya. Pencarian three-peat berakhir ketika mereka disapu dironde kedua playoff oleh Dallas Mavericks, yang memenangkan NBA Finals 2011.
Pada musim 2012/13, Lakers mendapat center Dwight Howard dan point guard Steve Nash. Pada 2 November, 2012, Bryant mencetak 40 poin dan 2 steal, melewati Magic Johnson (1.724) untuk steal terbanyak Lakers dalam karier. Lakers kalah pada game melawan Clippers saat itu dan mencatat rekor 0-3, pertama sejak 34 tahun dan keempat kalinya dalam sejarah Lakers. Setelah mencatat 1-4, pelatih Brown dipecat dan digantikan oleh Mike D'Antoni, yang Bryant tahu sejak kecil ketika ayah Bryant bermain bersamanya di Italia. Bryant tumbuh dekat dengan D'Antoni ketika berada di Team USA. Pada 5 Desember melawan New Orleans, Bryant menjadi pemain termuda (34 tahun, 104 hari) dalam sejarah NBA yang mencetak 30.000 poin, bergabung dengan Hall of Famers Chamberlain, Jordan, Kareem Abdul-Jabbar, dan Karl Malone sebagai 1 dari 5 pemain yang meraih pencapaian tersebut. Pada 18 Desember, dalam kemenangan 101-100 melawan Charlotte Bobcats, Bryant mencetak 30+ poin di 7 game beruntun, terpanjang setelah berumur 34 tahun; keempat terpanjang di kariernya. Rentetannya berakhir di 10 pada 28 Desember dalam kemenangan 104-87 melawan Trail Blazers, mencetak 27 poin, dan istirahat penuh di quarter keempat. Untuk membuat pertahanan yang kuat, D'Antoni mengatur Bryant untuk menjaga pemain kunci terbaik; Bryant menjaga Kyrie Irving, yang hanya mencetak 15 poin. Bryant mengakui ia lebih fokus ketika ada tantangan untuk menjaga pemain yang lebih lemah. Penjagaannya menggangu lawan dan membebaskan Nash dari perlawanan yang tidak menguntungkan.
Dengan Lakers berjuang untuk mendapat tempat terakhir playoff di Western Conference, dengan cedera di timnya, Bryant mulai bermain hampir 48 menit per game. 10 April 2013, Bryant menjadi pemain pertama NBA yang mencetak 47 poin, 8 rebound, 5 assist, 4 block, dan 3 steal di 1 game NBA. 12 April, Bryant merobek Achilles Tendonnya melawan Golden State Warriors, mengakhiri musimnya. Cederanya disebabkan bermain 7 game beruntun dengan setidaknya 40 menit bermain. Bryant, 34 tahun, mencetak rata-rata menit bermain tertinggi (38.6) dalam 6 tahun, dan hanya rookie Portland, Damian Lillard, yang mempunyai menit bermain lebih banyak. GM Lakers Mitch Kupchak berbicara ke Bryant tentang menit bermainnya 10 hari yang lalu, namun Bryant bersikeras dengan menit bermainnya yang banyak untuk membawa Lakers ke playoff. Bryant menjalani operasi pada 13 April, dan diperkirakan ia tidak bisa bermain 6-9 bulan. Ia mengakhiri musim dengan mencetak rata-rata 27.3 poin, 46.3% keberhasilan, 5.6 rebound, dan 6 assist. Meski begitu, New York Times mengatakan kepemimpinannya dengan Lakers kembali ke playoff "mungkin yang terbaik sepanjang kariernya." 8 kali ia melewati 40 poin musim itu, 11 kali ia mencetak 10 atau lebih assist dalam perannya sebagai distributor, disebut "Magic Mamba" setelah melewati operan Magic Johnson. Assist Bryant merupakan kedua tertinggi di kariernya dan persentase keberhasilannya yang tertinggi sejak 2008/09.
Musim penuh cedera (2013–2015)
Bryant kembali pada musim 2014/15, musim ke-19nya bersama Lakers, dan pelatih Lakers berpindah dari D'Antoni dengan mantan rekannya, Byron Scott. 30 November, 2014, di kemenangan overtime melawan Toronto Raptors 129-122, Bryant mencatat triple-double ke-20nya dengan 31 poin, 12 assist, dan 11 rebound. Umur 36, ia menjadi pemain tertua NBA yang mencapai 30 poin, 10 rebound, dan 10 assist dalam 1 game. 14 Desember, Bryant meraih tempat ketiga di pencetak angka terbanyak sepanjang sejarah NBA, melewati Jordan (32.292) dalam kemenangan 100-94 melawan Minnesota. Ia bermain di 27 game pertama musim itu, mencetak rata-rata 26.4 poin dan 35.4 menit per game, tertinggi di tim. Meski begitu, Scott mengistirahatkannya selama 3 game setelah performa terburuknya musim ini, ketika Bryant membuat 9 turnover dan mencetak 25 poin hanya 8 dari 30 tembakan yang sukses di kekalahan 108-101 melawan Sacramento. Ia menderita nyeri di lutut, kaki, punggung, dan Achilles tendon, dan Scott berencana untuk mengurangi menit bermainnya. 3 kali Bryant bermain lebih dari 40 menit, dan pelatih menyalahkan dirinya karena memberi beban yang berat setelah ia memulai musim dengan bagus. Musim itu, Bryant mencetak 37% keberhasilan, rekor tim hanya 8-19. Game kedua setelah beristirahat, ia mencetak 23 poin, 11 assist, dan 11 rebound dalam kemenangan 111-103 melawan Denver, dan menjadi pemain ketiga dalam sejarah yang mencetak triple-double di usia 36+ tahun. 21 Januari 2015, Bryant menderita robeknya rotator cuff di bahu kanannya ketika mencoba untuk melakukan dunk melawan New Orleans Pelicans. Meski bertangan kanan, ia kembali bermain dan menjalankan serangan hampir seluruhnya dengan tangan kiri. Oleh karena itu, Bryant diistirahatkan di 8 dari 16 game. Ia menjalani operasi yang mengakhiri musimnya, mencetak 22.3 poin tetapi dengan keberhasilan 37.3%; terendah di kariernya, dan awal musim dengan 45.4%. Ia diperkirakan istirahat selama 9 bulan dan ditargetkan kembali pada awal musim 2015/16.
Musim terakhir (2015-2016)
Setelah kembali bermain di musim 2015/16. Bryant terkena cedera betis dan melewatkan 2 game. Meski begitu, ia bermain di pembuka musim untuk memulai musim ke-20nya dengan Lakers, melewati John Stockton dengan 19 untuk musim terbanyak di tim yang sama. 24 November, 2015, Lakers memulai dengan 2-11 setelah kalah 111-77 dari Warriors, yang mematahkan rekor untuk kemenangan beruntun untuk memulai musim dengan 16-0. Bryant hanya mencetak 4 poin di 25 menit dengan 1 dari 14 tembakan, terburuk di kariernya sejak hanya menembak 5 tembakan. 1 Desember 2015, Bryant memainkan game terakhirnya melawan tim kampung halamannya, Philadelphia 76ers, dimana Lakers kalah 91-103. Hari berikutnya, Bryant mencetak 30 poin sejak 12 April 2013, mencetak 31 poin melawan Washington Wizards.Pada saat pengumuman, ia di tempat kedua dengan menit terbanyak (30.8) di belakang Jordan Clarkson dan memimpin tim dengan 16.7 percobaan mencetak per game, sambil mencetak rata-rata 15.7 poin dengan 31.5% keberhasilan, terendah di kariernya. Percobaan free thrownya menurun dari rata-rata kariernya, dan permainannya mulai memaksa pump fake dan tembakan jauh, dengan 19.5% di jarak 3-poin sementara melakukan 7 per game, hampir 2 kali lipat kariernya. Di konferensi pers, ia tahu tentang permainannya, ia berkata, "Meski aku bermain buruk. Aku bekerja sangat keras untuk tidak bermain lebih buruk dan berusaha sebaik mungkin. Dan aku merasa lebih baik."
3 Februari, Bryant membuat 7 3-pointer dan mencetak 38 poin, tertinggi di musim, termasuk 14 dari 18 poin tim di 5:02 terakhir di game, dalam kemenangan 119-115 melawan Minnesota. Kemenangan itu mengakhiri 10 kekalahan beruntun, dan Lakers menghindari kekalahan beruntun terbanyak dalam sejarah tim. Bryant menjadi pemain keempat NBA yang mencetak 35 poin, 5 rebound, dan 5 assist dalam 1 game pada umur 37 tahun atau lebih. Bryant memimpin vote untuk NBA All-Star Game 2016 dengan 1.9 juta vote, melebihi 1.6 juta vote Stephen Curry. Berpindah ke small forward musim itu, Bryant dipilih di frontcourt untuk pertama kalinya. Bermain di All-Star pertamanya sejak 2013, Bryant mencetak 10 poin, 6 rebound, dan 7 assist. rekannya di tim West menawarkan untuk memberi bola agar ia mendapat MVP All-Star lagi, namun ia menolak.
13 April, 2016, Bryant bermain game NBA terakhirnya melawan Utah Jazz, mencetak 60 poin, terbanyak di musim itu, termasuk mencetak lebih dari seluruh tim Jazz 23-21 di quarter keempat, dalam kemenangan Lakers 101-96.
Karier di Tim Nasional
Bryant menolak bermain di Olimpiade 2000 karena menikah di akhir musim. Ia juga memutuskan tidak bermain di FIBA World Championship 2002. Bryant awalnya dipilih dalam FIBA Americas Championship 2003, namun mundur karena menjalani operasi bahu dan bahu dan lututnya. Musim panas, ia batal masuk ke tim Olimpiade karena kasus kekerasan seksual. Bersama LeBron James, ia 1 dari 2 pemain yang dimasukan secara publik untuk tim AS 2006-2008 oleh Jerry Colangelo. Meski begitu, ia mundur lagi karena operasi lutut dan tidak masuk ke tim FIBA World Championship 2006.Kariernya akhirnya dimulai tahun 2007. Ia merupakan member Timnas AS Pria 2007 dan Tim AS FIBA Americas Championship yang finis 10-0, memenangkan emas dan masuk ke Tim AS Pria di Olimpiade 2008. Ia menjadi starter di semua game dan mencetak rata-rata 15.3 poin, 2.9 assist, 2.0 rebound, dan 1.6 steal di turnamen.
23 Juni 2008, ia dimasukkan di Timnas AS Pria untuk Olimpiade Musim Panas 2008. Ini pertama kali ia ke Olimpiade. Bryant mencetak 20 poin, termasuk 13 di quarter keempat, termasuk 6 assist, ketika Tim AS menang 118-107 melawan Spanyol untuk medali emas pertamanya pada 24 Agustus, 2008, pertama sejak Olimpiade 2000. Ia mencetak rata-rata 15.0 poin, 2.8 rebound, dan 2.1 assist dengan keberhasilan mencetak 46.2% di 8 game Olimpiade.
Bryant kembali masuk ke timnas untuk Olimpiade Musim Panas 2012. Ia pensiun setelah memenangkan medali emas lagi.
Profil Pemain
Dengan tinggi 6 kaki 6 inci (1.98 m) dan berat 205 pound (93 kg), Bryant bermain sebagai shooting guard. Bisa membuat tembakan kapan saja, ia sering disebut sebagai salah satu pencetak berbahaya di NBA. Bryant selalu dibandingkan dengan Jordan, yang ia tiru permainannya. Seperti Jordan, ia dikenal dengan fall-away jump shot. Chris Ballard dari Sports Illustrated menjelaskan gerakan terkenal Bryant yang lainnya adalah "jab step-and-pause": Bryant melakukan jab dengan kaki non-intinya yang membuat defender rileks, dan langsung mendorong dirinya untuk menembak.Bryant juga dikenal dengan mengambil tembakan pada saat yang sempit, meski dijaga 2 bahkan 3 pemain, dan tercatat sebagai penutup primer di NBA. Di survei GM NBA, ia terpilih pada 2012 untuk 10 musim beruntun sebagai pemain yang diinginkan untuk menembak tembakan terakhir. Bryant menikmati dirinya menjadi "orang jahat," dicerca oleh orang lalu mendiamkannya dengan permainannya. Kemampuannya dalam menembak tembakan yang sulit juga dikritik. Selama kariernya, ia dicap sebagai pencetak yang egois, ia juga menjadi pemain yang paling banyak meleset dalam sejarah NBA. Phil Jackson menyatakan bahwa Bryant "selalu memaksa, terutama jika permainannya tidak sesuai dengannya. Jika tembakannya meleset, Kobe akan terus melakukannya hingga berhasil." Menurut Bryant, "Aku lebih memilih 0 dari 30 daripada 0 dari 9; 0 dari 9 berarti anda tidak mempunyai keinginan sama sekali dalam game itu."
Selain kemampuannya di serangan, ia juga mengukuhkan dirinya sebagai defender primer. Bryant jarang membuat kontak, yang ia percaya berkontribusi dengan kariernya yang panjgan. Beberapa kritik menyarankan bahwa penghargaan di bagian defensif didapatkannya karena reputasinya daripada permainannya. Perannya di Lakers lebih fokus ke bagian penyerangan dan menyimpan energinya untuk playoff, dan Metta World Peace mengambil kewajibannya untuk menjaga lawan.
Bryant juga dipuji karena etos kerjanya. Pada 16 musim pertamanya, tubuhnya tangguh, dan bermain dengan nyeri yang tinggi dengan ia sering bermain dengan cedera. Kompetitor yang ganas, lawan dan kawan menjadi objek dari penghinannya. Banyak pemain yang mengatakan sulit untuk bermain dengannya karena level komitmen dan performanya yang tinggi. Menurut penulis olahraga Mark Heisler dari Forbes, "sekitar 2004-2007, Kobe adalah superstar yang terasingkan yang pernah dilihat di NBA." Meski begitu, ia mampu membawa Lakers meraih 2 kejuaraan pasca-O'Neal sementara semakin menjadi mentor untuk rekan setimnya. Pelatih kepala lama Bryant, Phil Jackson mencatat perbedaan terbesar ketika kali kedua ia melatih Lakers adalah "[Bryant] merangkul tim dan rekan setimnya, memanggil mereka ketika di jalan dan mengajak mereka makan malam. Pemain lainnya sekarang lebih seperti rekannya daripada pembawa pedangnya."
Sumber: https://id.wikipedia.org
legenda basket dunia
ReplyDeletejudi bola terbaik
Untuk info lebih lanjut bisa melalui:
whatup : 08122222995
Wechat : Bolavita.
Line : Cs_bolavita.
BBM: D8C363CA
Yuk di add pin B -O-L- A- V- I- T- A judi online sabung ayam
ReplyDeleteSabung ayam online dan semua jenis permainan judi online ..
Semua bonus menarik kami berikan setiap hari nya ... :)
www,bolavita,vip